Keluarga Alumni SMAN 1 Surakarta Lulusan 1981
Kopdar dan Arisan Kasmaji81 Solo kali ini diunduh oleh Lies. Acaranya diselenggarakan Minggu (23/08) di restoran legendaris Adem Ayem Purwosari. Yang hadir kebetulan ibu-ibu semua dan Darmasto yang jadi satpamnya 😀
Dari kiri ke kanan: Vidda, Ardeana, Zur’ah, Darmasto, Faris, Harti. Lies berdiri di belakang. Gudeng sambel goreng kreceknya nggak difoto.. padahal sing memantau soko grup WA dho kemecer 😀
@Lies, nyuwun ngapunten nggak bisa gabung karena bertepatan dengan acara lain.
Semangat silaturahim sepertinya sudah menjadi kebutuhan bagi warga Kasmaji81. Bukan sekedar nyambung paseduluran tapi pancen sesrawungan wis luwih saka 30 tahun rasane yo wis dadi koyo sedulur. In-sya Allah. Menyempatkan berkunjung manakala dalam perjalanan, mengupayakan hadir saat ada ajakan atau undangan kopdar, atau minimal “say hello” saat berkunjung ke kota domisili teman alumni tapi nggak sempat mampir. Elok, to?
Foto-foto berikut ini sebagian rekaman yang diposting di grup WhatsApp selama Ramadhan-Syawal 1436 H. Mungkin masih banyak yang terlewat karena kadang baca chatting di WA skip-skip saja…
Niniek Murtini dari Gentan Sragen dolan ke rumah Faris di Yogya, 27 Juli 2015 (eh, tanggale bener po ra yo?)
Keluarga Koesworo menyempatkan mampir ke Papandayan Semarang dalam perjalanan arus balik ke Jakarta, 24 Juli 2015. Sayang Marsha (ketiga dari kiri) nggak ketemu anakku (Dhita) -teman se FK UNS- yang malah baru balik ke Solo pagi tadi.
Barengan dengan acara Reuni Akbar Kasmaji (19 Juli 2015), Didik dan Dewi juga ada acara keluarga di Kentingan. Iing dan Rora yang sempet ketemu DnD.
Imam dan keluarga, perjalanan balik ke Bekasi mampir Pekalongan disambut Teyok sing mbaurekso Pekalongan. Iki fotone wis tak tambahi brightness kok isih tetep kurang padhang yo? 😀
Meinu dengan putrinya (Ines) jumpa Niniek, saat temu alumni Teknik Kima Undip di Koenokoeni Semarang, 15 Juli 2015 (suami Niniek alumni TK-Undip)
Sing neng Jakarta yo ra gelem kalah… nek iki acara buka bersama ding.. dudu pas mudik. Ki-ka: Murtyastuti, Candra, Nunik, Erlina, Ari, Teyok
Iki tak katutne neng kene pisan.. pas Tutik Nehik dines neng Bandung
[Kiri] Mustadi karo Teyok (neng Pekalongan).. Pas Mustadi neng Semarang malah ora ketemu mergo aku lagi mubeng ndeso nawakne obat tumo obat tinggi. *sorry yo, Mus.. [Kanan] Didik dan Dewi ketemu Sentot neng bandara (lali ora tak catet bandara ngendi. “Wie.. Dewii… ” *nyilih TOA musholla).
20 Juli 1995 1990 (dikoreksi mama Ira) adalah tanggal bersejarah bagi pasangan Ira Sumarah Hartati Kusumastuti dan Yudi Prasetyo Djoyokusumo karena saat itu keduanya mengucapkan ijab kabul mengikat janji setia sehidup semati. Dua puluh lima tahun kemudian, pasangan ini telah dikaruniai 2 orang anak lelaki yang gagah yang kedua-duanya sudah sarjana dan seorang putri yang cantik yang kini beranjak remaja.
Mensyukuri semua nikmat Allah swt ini, hari Senin 20 Juli 2015, Ira dan mas Yudi mengundang keluarga dan kerabat dalam acara syukuran di Pura Mangkunegaran, Saya (Yudi), Arko, dan Harti kebetulan dapat jawilan untuk ikut hadir dalam acara ini (ceritane ndherek mulya iki).
Rangkaian acaranya panjang jadi nunggu mama Ira aja yang cerita. Posting foto-foto aja dulu. 😀 (maturnuwun mas Arko untuk foto-fotonya)
Bersama para penari yang membawakan beksa Gambyong Pangkur dan Dhadhungawuk
Pemotongan tumpeng mengawali kembul bujana
Menunya serba nJawani. Yang saya ingat Garangasem bumbung, semur daging, dan rambak yang crispy banget.
Ruang makan yang indah sekali dalam nuansa aristokrat
Ruangan ini –menurut pemandu– karya persembahan seniman Bali (dari dinding hingga plafon dan mebel bernuansa Bali). Ukiran di tepi kaca bertuliskan 1941.
