Ketika nafas terakhir tiba

.
.
.
Renungan Jumat, kiriman : Ira P. Djojokusumo
Sumber: anonim (milis ke milis)
.

Disaat kamu ingin melepaskan seseorang..
ingatlah pada saat kamu ingin mendapatkannya

Disaat kamu mulai tidak mencintainya…
ingatlah saat pertama kamu jatuh cinta padanya

Disaat kamu mulai bosan dengannya…
ingatlah selalu saat terindah bersamanya

Disaat kamu ingin menduakannya…
bayangkan jika dia selalu setia

Saat kamu ingin membohonginya..
ingatlah di saat dia jujur padamu

Maka kamu akan merasakan arti dia untukmu
Jangan sampai disaat dia sudah tidak di sisimu,
Kamu baru menyadari semua arti dirinya untukmu

Yang indah hanya sementara
Yang abadi adalah kenangan
Yang ikhlas hanya dari hati
Yang tulus hanya dari sanubari

Tidak mudah mencari yang hilang
Tidak mudah mengejar impian
Namun lebih susah mempertahankan yang ada
Karena walaupun tergenggam bisa terlepas juga

Ingatlah pada pepatah,
“Jika kamu tidak memiliki apa yang kamu sukai,
maka sukailah apa yang kamu miliki saat ini”

Belajar menerima apa adanya dan berpikir positif….

Hidup bagaikan mimpi,
seindah apapun,
begitu bangun semuanya sirna
…. tak berbekas

Rumah mewah bagai istana,
harta benda yang tak terhitung,
kedudukan, dan jabatan yang luar biasa,

namun…

Ketika nafas terakhir tiba,
sebatang jarum pun tak bisa dibawa pergi
sehelai benang pun tak bisa dimiliki.
Apalagi yang mau diperebutkan?
Apalagi yang mau disombongkan?

Maka jalanilah hidup ini
dengan keinsafan nurani

Jangan terlalu perhitungan
Jangan hanya mau menang sendiri
Jangan suka sakiti sesama
apalagi terhadap mereka yang berjasa bagi kita

Belajarlah tiada hari tanpa kasih
Selalu berlapang dada dan mengalah
Hidup ceria, bebas leluasa…

Tak ada yang tak bisa diikhlaskan….
Tak ada sakit hati yang tak bisa dimaafkan
Tak ada dendam yang tak bisa terhapus….

3 Replies to “Ketika nafas terakhir tiba”

  1. tadinya ini puisi nasehat untuk suami yg ingin melepas istri (tua) karena akan meminang istri (muda). coba perhatikan bait pertama & bait ke-7. Tapi bait2 kemudian mengarah ke hal2 yg lebih luas/umum…

    rangkuman bebas dari puisi di atas: kalau mau kawin lagi jangan lepas istri tua, terima apa adanya istri tua meski cerewet & sdh tidak menarik lagi bagimu.. begitu barangkali ye..

    ini jangan2 pengalaman pribadi yg bikin puisi….

    ihihihiiiii……

Leave a Reply to TAgt Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp chat