Sumarah Hartati Kusumastuti

ira #1Namanya cukup panjang, tapi teman-teman cukup memanggilnya Ira. Sejak dulu dikenal sebagai putri kraton (Mangkunegaran) yang pandai menari Jawa klasik. Kalau ada acara di sekolah biasanya Ira ditanggap untuk menari. Dulu Ira di 3-IPA-2 tapi saya lupa siapa teman mainnya waktu jaman sekolah. Yang jelas, banyak teman cowok yang nge-fans dia. 😀  Berikut ini kutipan dari tulisan Ira.

.

“Dari Sumarah Hartati Kusumastuti menjadi Ira P Djojokusumo”

Masa-masa SMA adalah masa-masa terindah dalam hidupku, disini aku meramu persahabatan dalam lucu dan polosnya tingkah remaja menuju dewasa.

Di III-B2 aku menyelesaikan 3 th pendidikanku di SMA negeri 1 Solo. Disana selain aktif di bidang tari, aku juga senang memacu talenta dalam bidang sastra, seperti lomba puisi, essai, lomba pidato dll, saingan dalam prestasi sekaligus sobatku dalam ajang ini adalah Yuke Hardianto.

ira #2Dari SMA Negeri 1 Solo, pendidikanku berlanjut ke Fisipol Komunikasi Massa UNS 11 Maret Solo, pada tahun ke 2 perkuliahan, dalam suatu aktifitas senat, aku bertemu dengan mas Tonny Hartono, Ka.Bag Discotique Radio PTPN Rasitania, dari pertemuan inilah karierku di bidang kepenyiaran dimulai.. tepatnya sejak th 1982.

Bekerja sambil kuliah, ternyata memperkaya wawasanku, dan tidak membuatku patah semangat mengejar prestasi, 2x berturut-turut aku berhasil mendapatkan beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA), dan puncaknya di th 1987 aku berhasil menjadi Mahasiswa Teladan, dan mendapat kesempatan dikirim ke Jepang mengikuti Friendship for the 21st Century yang merupakan kerjasama JICA dan Nakasone Programme. Pada kesempatan itu aku sempat mencicipi short course di Waseda University untuk Cultural Communication, mengikuti Homestay 1 bulan untuk mengamati budaya masyarakat setempat di Nara (kota kuno Jepang) dan magang 2 minggu di NHK.

ira #3Setelah menyelesaikan pendidikan di Fisipol Komunikasi, karirku di bidang Keradioan makin berkembang, Radio PTPN Rasitania, mempercayakan bidang Jurnalistik Radio menjadi tanggung jawabku. Berbagai pendidikan tambahan aku dapatkan, diantaranya dari Deutche Welle Germany, dalam hal Accoustic Feature, dan Jurnalistik Radio. Di th 1988, pada pemilihan Instruktur Nasional yang diselenggarakan oleh PRSSNI (Persatuan Radio Swasta Seluruh Indonesia, yang diketuai Mbak Tutut pada waktu itu) aku berhasil menjadi salah satu dari 10 Instruktur Nasional terbaik, bersama- teman-teman dari Suara Surabaya, Radio Kiss FM Jakarta dll.

Pertemuanku dengan mas Yudi yang sekarang menjadi suami tercintaku cukup unik. Sejak aktif di kemahasiswaan, mas Yudi adalah advisorku yang baik. Hampir semua rahasiaku ada di tangan mas Yudi, ketika aku jatuh cinta pada seseorang, putus cinta, di dekati cowok dll biasanya semua itu aku konsultasikan pada mas Yudi, yang merupakan figur ‘kakak’ yang bijak buatku.

Suatu saat, aku mengalami masa kosong yang menjenuhkan, seperti biasa hal ini aku ungkapkan ke mas Yudi…eh tiba-tiba mas Yudi bilang :” Bagaimana kalau sekarang kita coba saja jalani berdua.” Lho…maksudnya ?” “Ya, aku sayang kamu dan ingin mencoba menjadi pendampingmu.”..O Allah spechlesss aku, mas Yudi tahu segalanya tentang aku….

Proses pacaran kami berjalan singkat hanya 3 bulan, setelah itu keluarga kedua belah pihak menghendaki pernikahan segera dilaksanakan. Sejak saat itulah namaku berubah menjadi Ira Prasetyo Djojokusumo atau Ira P Djojokusumo (nama suamiku Yudi Prasetyo Djojokusumo). Setelah menikah, aku memang merasakan suamiku sangat ngemong dan memahami karakterku (ya iyalah jadi advisor 7 th lebih).

ira #4

Mas Yudi berkarir sebagai seorang pengusaha, dan saat ini di bidang organisasi beliau menjabat sebagai Ketua Kadin untuk wilayah Jakarta Timur, Ketua GN-OTA Jakarta Timur dan anggota Badan Akreditasi Sekolah (BAS), beliau sangat mendukung karierku.

Tetapi ketika dunia kewartawanan mulai menyita waktuku, sementara anak-anak terus bertambah, beliau menyarankan agar aku pindah profesi ke jalur yang lebih office hour.

Dengan usia diatas 30 th dan anak sudah 3 (waktu itu baru 3) hanya dunia asuransilah yang terbuka untuk aku masuki. Di Manulife karir asuransiku dimulai, setelah 2 tahun di agency akhirnya aku memutuskan untuk bergabung dengan John Hancock Indonesia dan lebih memfocuskan diri untuk Corporate Client. Ternyata pilihan ini sesuai dengan talenta dan skillku, di John Hancock aku banyak mendapat pendidikan manajerial untuk B2B (Business to Business) sampai di th 2004 ketika John Hancock memutuskan merger dengan Manulife, aku menolak tawaran untuk bergabung kembali, aku lebih memilih bergabung dengan Metlife Indonesia salah satu MNC di bidang asuransi jiwa dari Amerika.

Th 2005 Metlife Indonesia di akuisisi oleh Sequislife, dan aku adalah salah satu dari 2 senior manager (waktu itu) yang dipertahankan oleh Sequislife dari Metlife.  Dalam 4 tahun karierku di Sequislife, berturut-turut divisi yang aku pimpin berhasil mencatat prestasi yang membanggakan, sehingga beberapa kali team kami mendapat kesempatan berjalan-jalan keluar negeri.

ira #5

Saat ini aku mendapat kepercayaan untuk memimpin Departemen Bancassurance yang khusus menangani kerjasama antaraasuransi dengan Bank dan Departemen Institutional Business, yang khusus menangani program kesejahteraan karyawan memberikan pelayanan pada klien perusahaan, melalui 3 distribution channel yaitu : Broker, Direct Consultant dan Agency Referral.

 

 

 

Th 2005 Metlife Indonesia di akuisisi oleh Sequislife, dan aku adalah salah satu dari 2 senior manager (waktu itu) yang dipertahankan oleh Sequislife dari Metlife.  Dalam 4 tahun karierku di Sequislife, berturut-turut divisi yang aku pimpin berhasil mencatat prestasi yang membanggakan, sehingga beberapa kali team kami mendapat kesempatan berjalan-foto keluargajalan keluar negri. Saat ini aku mendapat kepercayaan untuk memimpin Departemen Bancassurance yang khusus menangani kerjasama antara asuransi dengan Bank dan Departemen Institutional Business, yang khusus menangani program kesejahteraan karyawan memberikan pelayanan pada klien perusahaan, melalui 3 distribution channel yaitu : Broker, Direct Consultant dan Agency Referral.

18 Replies to “Sumarah Hartati Kusumastuti”

  1. Hi, Ira…semoga masih eling aq.
    Wah Ir, hebat, seru dan ruaar biasa ya perjalanan kariermu, kalau ditulis di buku bisa untuk teladan anak cucu lho. Sekali lagi selamat dan sukses selalu yo.

  2. Hi Udin,
    Tentu aku masih eling kamu yang kalem, brintik dan ceking (eh sekarang masih ceking ngga ya), sekarang domisili dimana? putra sudah berapa? coba aktif di milis or fb donk buat tombo kangen.

  3. Iyo, Yuke kuwi putrine Pak Hardiyatmo Kepala Sekolah SMP 1, pas KKN UNS 11 Maret neng ndeso Karangudi, kebetulan sak team karo aku deweke saka Fakultas tehnik jurusan Arsitektur, manis, pinter lan workaholic.. jare saiki neng Jakarta, ning aku ora ngerti domisili pas e neng ngendi

  4. Oo, aku pancen yakin banget karo potensine Yuke… satu lagi aset kita yang bisa kita banggakan. Muga-2 mengko anak-2 kita juga membawa kebanggaan buat kita dan keluarga besar SMA 1…amien.

  5. Kisah sukses seorang sahabat,smoga bisa jadi referensi buat anak2 kel Kassmaji. Tks sharingnya, smoga sukses berlanjut.
    I know U, may be U don’t know me.

  6. Boedi, how r u, I know you so well, thanks for your opinion.
    Dien, tentu aku inget kamu, ini masih di Indonesia atau Kangmasmu sdh dinas lagi di Negara lain, aku pernah ketemu mbak Evie waktu belanja di Senayan Plaza dikawal putranya, wah gagah banget hampir salah sebut aku kira mas Kokok (ning kok enom banget..he..he) ayo Dien sambut ajakan Dwi Pramono, gabung ke Milis dan gabung ke Kasmaji 81, seru, ngangeni, asyik, bikin hidup lebih berwarna…he..he

  7. hay,…
    ira, aku kenal bgt kamu, 3 tahun aku sekelas dgnmu…
    wah, skrg subur makmur yaa…
    selamat aja…
    semoga sukses selalu…

  8. Tks Ira, aku & kel baik2 semua di Pekalongan. Anakku mbarep(wedok) saiki mlebu neng Fisip UNS-Komunikasi. Aku berharap kelak bisa napak tilas sukses panjenengan. Sing jelas must be better than me.

    Sekalian nyenggol Mbakyu Drg. Nur Sabdantini, rekan sealumnus SMP & SMA kados pundi kabare? Lha mbok yo kondur Sala gek kangen2an…

  9. Nur & Boedi,

    Matur Nuwun senggolannya di artikel ini, Nur..iya nih dampak dari 4 anak, setiap selesai melahirkan selalu tersisa 5-10 kg, jadi kalau 4 anak.. kebayang khan (he..he..ngeles), panjenengan bagaimana Nur, tetap mungil seperti waktu kita bersama atau sudah ada “penyesuaian”, ayo dong Nur aktif di Milis, banyak sekali manfaatnya bertemu dengan teman-teman Kasmajier bahkan sampai yang di Mancanegara seperti Retno Goemelar dll.

    Boedi, keng putri Fisipol Komunikasi ya..wah napak tilas Tante Ira nya donk. Kalau aktif, di Fisipol itu banyak sekali kesempatan untuk pengembangan diri. Dulu salah satu hobbyku, bekerja sama dengan dosen yang mendapat dana dari Luar Negri untuk penelitian kemasyarakatan. Sbg mahasiswa kita membantu dalam hal pengumpulan sampel responden dan tabulasi data. Manfaatnya banyak ;
    1. Ilmu dan pengalamannya, terutama dalam metodologi statistika.
    2. Interaksi langsung dengan masyarakat, mencocokkan antara teori dan praktek.
    3. Dapat Duit (ini yang paling menyenangkan..he..he) karena ada uang saku harian.
    Coba deh Boed, sampaikan ke putrimu, dan salam untuk keluarga ya

    Nuwun,
    Ira P Djojokusumo

  10. Haii Mbak Saran BR, kalau nggak salah yang kulitnya putih, trus kalau minum kopi kelihatan dilehernya serta dulu sebangku sama Atik Sukiyaki yaa…

Leave a Reply to Ira P Djojokusumo Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp chat