Oleh Mustadihisyam
Semua orang tentu sangat mendambakan berada dalam suasana aman yang terliputi kebaikan dan kebahagiaan, sehingga apabila ada bencana yang mengancam mereka pun berusaha menangkalnya.
Dan, jika bencana sudah menimpa, berbagai cara pun ditempuh untuk menghilangkannya. Dalam keadaan seperti ini, orang yang tidak memiliki pemahaman tauhid yang benar sangat rawan terjerumus dalam kesyirikan.
Seorang Muslim harus meyakini bahwa hanya Allah yang menguasai seluruh kebaikan dan mudharat, baik yang belum maupun yang sudah menimpa.
Allah SWT berfirman, “Katakanlah: Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilang kan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apa kah mereka dapat menahan rahmat- Nya? Katakanlah: Cukuplah Allah bagiku, kepada-Nyalah bertawakal orang-orang yang berserah diri.” (QS az-Zumar: 38).
Ayat ini memupus ketergantungan hati kepada selain Allah dalam meraih kebaikan atau menolak kemudharatan. Saatnya kita mengenali jalan-jalan yang bisa kita tempuh untuk menyelamatkan diri dari berbagai bencana dan bencana kehidupan.
Di antara jalan tolak bala bencana yang Allah tunjukkan kepada kita adalah :
Pertama adalah doa : “Ya Allah, janganlah hukum kami jikalau kami lupa atau salah, janganlah Engkau berikan cobaan yang berat kepada kami seperti yang Engkau berikan kepada orang-orang sebelum kami, janganlah Engkau berikan beban diatas pundak kami diluar batas kemampuan kami, maafkan kami, kasihanilah kami, dan sayangilah kami.” (QS al-Baqarah: 286).
Doa ini selalu kita panjatan setiap habis sholat. Sebuah hadis menyebutkan, “Tidak ada yang bisa menolak takdir kecuali doa.”
Kedua, kesungguhan takwa.
Keterjagaan terhadap amalan takwa pada akhirnya menutup hal terburuk dan apa pun yang tidak dikehendaki olehnya. “Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu” (QS at-Thalaq [65]: 2-3).
Ketakwaan ini haruslah kita wujudkan dengan menjalankan perintah Allah dengan iklas sebagai kecintaan kita kepada Allah, bukan karena keterpaksaan. Seorang muslim tentunya tidak akan meninggalkan kewajiban Sholat lima waktu, ketika kumandang Adzan terdengar sebenarnya Allah memanggil kita supaya menghadapNya, tapi kebanyakan manusia sering menunda-nunda bahkan lupa sehingga terlewatkan sholatnya. Kita bayangkan bagaimana kalau seorang direktur memanggil lewat telpon kepada seorang karyawannya, biasanya si karyawan sesibuk apapun dia langsung menghadapnya. Tetapi mengapa saat Allah memanggil lewat suara adzan kita cenderung malas menemuiNya, bahkan ada yang tidak menghiraukan seruanNya. Padahal Allah pengin berjumpa dengan hambaNya, Allah pengin mendengarkan keluh kesah kesulitan hambanya supaya Allah segera
melindungi dan menolong hambanya, sangat disayangkan kesempatan menghadap Allah dengan melakukan sholat itu ditinggalkan dan disia-siakan begitu saja. Dengan melakukan sholatlah kita akan terhindar dari perbuatan manusia maupun mahluk lain yang keji dan mungkar.
Ketiga, restu dan ridha orang tua. Tidaklah setiap kejadian dan peristiwa yang dialami oleh seseorang kecuali atas izin Allah SWT. Dan izin atau restu Allah bersama dengan restu orang tua, demikian sebut Nabi SAW. Sebelum kita memulai aktivitas apapun, hendaklah temui kedua orang tua, mohon doa restu keselamatan, karena doa ibu bapak itu sangat luar biasa makbul.
Keempat, sedekah. Orang-orang yang beriman sangat sadar terhadap ke kuatan sedekah sebagai ikhtiar menolak bala, kesulitan, dan berbagai macam penyakit. Rasullullah SAW ber sabda, ”Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bala tidak pernah mendahului sedekah. Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah. Dan obatilah penyakitmu dengan sedekah.”
Kelima, perbanyak istighfar. “Kami tidak akan menurunkan azab bencana selama mereka masih beristighfar” (QS al-Anfal [8]: 33). Sehabis sholat, duduklah sebentar, bacalah istighfar, mohonlah ampunan kepadaNya atas dosa kesalahan, kekhilafan kita selama ini. Perbanyaklah dzikir mengingat Allah, karena dengan mengingat Allah akan terjaga dari perbuatan yang tidak baik. Kemanapun mata ini memandang nikmat Allah akan tampak selalu ada, itulah makna dzikir.
Keenam silaturahim. Silaturahim adalah menyambung tali persaudaraan yang terputus, maafkan orang-orang yang mungkin pernah menyakiti hati kita, jalin kembali hubungan yang baik. Janganlah kita mengecewakan, menyakiti hati, berkhianat kepada orang disekeliling kita. Hargai dan berlaku santunlah kepada saudara, teman – teman kita, karena hanya dengan cara itulah orang lain akan menghargai kita tanpa kita memintanya. Dengan demikian timbullah rasa kasih dan sayang diantara kita, berat sama dipikul ringan sama dijinjing, sehingga tidak ada lagi rasa dengki yang menjadikan fitnah.
Semoga Allah melindungi kita dan keluarga besar Kasmaji81 dari berbagai bala bencana. Aamiin.
Wallahu a’lam bisshawab.