Kiriman: Banu Wimbadi
.
Liburan akhir tahun kami hampir saja batal karena keputusan ’go’ baru bisa diambil empat hari menjelang hari ’H’. Dengan waktu mepet begitu, di puncak libur pula, masalah yang terbesar adalah hotel. Maka dengan memanfaatkan jaringan yang ada, mulai dari minta bantuan sekretaris di kantor, mengontak Rachmursito sebagai ’penguasa KASMAJI diBali’ dan saudara yang kebetulan wartawan di MetroTV dan suaminya yang di bertugas di SCTV, akhirnya hotel didapat juga. Persis sehari menjelang berangkat. Whedew… nyicil ayem dulu.
Waktu ’out of duty’ yang sangat terbatas – walaupun sebenarnya tidak sama sekali ’off’ karena HP dan BB tetap ’on’ yang selalu berbunyi dan bergetar– diisi dengan agenda padat. Mulai dari sowan Ibu ke Solo. Lanjut tilik adik dan kakak di Yogya (mampir bakmi Brontoksuman), dan Muntilan (simbah & nyekar makam Bapak alm), dan puncak acara di Bali. Maka kami putuskan untuk mengkombinasikan 2 macam alat transport, mobil dan pesawat.
Trayek Jakarta-Solo dengan mobil rupanya sangat lancar, tidak lebih dari 15 jam dengan setting ’santai’ diselingi stop-over di Tegal dan Kendal untuk sholat dan makan. Di Solo, cita-cita makan soto Gading terkabul, tapi sayang tak sempat ngincipi tengkleng. Setelah 2 malam nginep di Solo, pagi-2 ke Yogya untuk nitip mobil di tempat mbakyu dan malemnya ke bandara dengan pesawat terakhir…berangkat jam 21.00 sampe Bali sudah 23.00.
Tiba di hotel Asri Jewel Jimbaran (mungkin lebih tepat kalau disebut Villa, lha cuma ada 6-7 cottage) sudah hampir tengah malam, sebelum tidur Dityo sebagai organizer acara selama di Bali sudah menyiapkan serentetan agenda… Hari pertama, jadwalnya ke Tanjung Benoa, Dreamland, GWK, dan makan malam ‘sun-set’ di Jimbaran…
Hari ke-2 kami ke Kintamani yang karena hujan, ya cuman lihat danau dari atas bukit. Dilanjutkan ke Tapaksiring dan berakhir di Ulu Watu. Dan hari ke-3 adalah acara ke Kuta seharian penuh, termasuk makan di Warung Nyoman dan ngepang rambut di pantai Kuta.
Wow, tiga hari di Bali sebenarnya masih belum kemput. Banyak objek lain yang belum dikunjungi. Bahkan, nggak sempat kopdar dengan keluarga Rachmursito. Next time dijadwal lagi, ah. Insya Allah.
3 hari jalan2 ke Bali jelas ora cukup Ban, lha sebulan saja barangkali belum kemput. terlalu banyak yg bisa dilihat/dinikmati.. tapi bagaimanapun wajib disyukuri, karena yg lain belum tentu bisa, baik karena waktu/kesibukan atau karena dana…. 🙁
dan yg penting anak2 enjoy…. lain kali berdua aja donk, itung2 2nd honeymoon..