Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un..
Saat membuka milis pagi ini, kami terkejut dengan adanya berita duka. Bapak Drs. Sarwono, Kepala Sekolah kami pada periode 1980-an telah dipanggil ke haribaan Allah dini hari tadi (7 Desember 2009) sekitar pukul 02.30 WIB. Pak Sarwono wafat dalam usia 76 tahun. Jenasah akan dimakamkan siang ini di Pesarean Keluarga Ageng Manang di Baki-Sukoharjo dan akan berangkat dari rumah duka Kranggan RT 02/18, Pajang Makamhaji-Solo sekitar pukul 14.00 WIB.
Almarhum meninggalkan seorang istri (R. Ay. Sutanti) dan 5 orang anak (yang no. 4 meninggal), juga 8 cucu dan 2 buyut.
- Niken Larasati-Dr. Sunaryo, Ph.D (Bogor)
- Niken Dwisari (guru SMAN 1) – Drs. Bambang Suryono (Solo)
- Ir. Bantrang Aribowo – Dra. Evi Retnani (Solo)
- meninggal
- Niken Pratiwi Sarwono, SH – Bambang Prawiranto (Solo)
Bulan Oktober 2008 yang lalu, menjelang Kasmaji81 menyelenggarakan reuni yang pertamakali, beberapa teman sowan ke rumah pak Sarwono. Kondisi beliau saat itu masih relatif sehat, meski usia beliau sudah menjelang di atas 70 tahun.
Kami –Kasmajiers81– dan segenap alumni SMA Negeri 1 Surakarta, merasa sangat kehilangan seorang guru dan bapak yang dikenal tegas dan berwibawa. Mudah-mudahan Allah SWT mengampuni semua dosa dan kesalahan beliau semasa hidup dan pahala atas semua amal kebaikan almarhum, mendapat tempat terbaik di hadirat Allah SWT, dan segenap keluarga yang ditinggalkan, semoga diberikan ketabahan.
Rekan Bantrang dan Keluarga, kami turut berduka atas meninggalnya ayahanda tercinta. Semoga dilapangkan jalannya sesuai amal ibadahnya, diampuni segala dosa-dosanya. Kepada keluarga yang ditinggalkan semoga selalu tabah dan diberi kekuatan Iman.
Kel. Ira P Djojokusumo
Innalillahi wa Inna ilaihi ro’jiun, sesungguhnya kita manusia milik Allah dan pada saat nya akan kembali kepadaNya.
Bapak Sarwono telah mendahului kita, dipanggil Allah Subhanahu Wata’ala hari ini Senin 7 Des, jam 2.35 dalam usia 80 th.
Semoga Alamarhum senantiasa dipanggil dalam keimanan dan keihlasan sebagai seorang hamba kepada Tuhannya, KHUSNUL KHATIMAH.
Selamat jalan Bapak, walaupun ragamu telah tiada, tapi senantiasa jiwa dan cita-cita mu masih hidup sepanjang masa, dan kami sebagai penerusmu senantiasa tetap akan menjaga amanah dan cita-cita mu yang mulia itu, semoga menjadi Amal Jariah untuk mu.
Trimakasih Bapak, Engkau telah membimbing ku sehingga aku bisa menjadi orang seperti ini, trimakasih, trimakasih dan trimakasih ! Doaku senantiasa selalu mengiringi kepergian mu menuju JannahNya. Amien !
Yth Bantrang/kelg. Nderek berbela sungkawa, semoga alm Bp Sarwono mendapat ampunan kesalahannya, diterima amalnya, dan mendpt tempat mulia di sisiNya. Bantrang&kelg yg ditinggalkannya, selalu sabar&tabah menerimanya. Amien.
Kepada kel besar alm Bp Drs Sarwono, khusus nya rekan Bantrang sekeluarga yang sedang mendapat cobaan, kami ndherek belasungkawa atas dipundhutnya ayahanda
oleh Tuhan Yang Mahakuasa. Doa kami, swargi pinaringan palimirmo sadaya dosa lan kalepatanipun. Putra wayah pinaringan ketabahan lan kekuatan. Amin
Untuk Bantrang dan keluarga besar Bpk Sarwono, kami ikut berbelasungkawa atas meninggalnya Bpk. Sarwono, salah satu tokoh yang selalu menjadi kenangan bagi kami alumni SMA I Solo. Semoga keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberikan ketabahan.
Teman-teman,
Aku inget pada waktu itu lagi upacara hari senin, dan beliau memperkenalkan murid baru dari Timor Timur namanya Egas Sarmento, beliau bilang itu kalau di Jawa namanya Agus Sarmanto, aku ngakak atas joke itu.
Pak Sarwono selamat jalan semoga amal ibadah Bapak diterima Allah SWT dan mendapat tempat yang baik disisiNya. Amien
Kami turut berdukacita atas wafatnya Bapak Sarwono, semoga segala amalnya diterima oleh Allah swt, dimudahkan segala urusannya dan mendapatkan tempat yang layak disisiNya. Kepada keluarga yang ditinggalkan semoga senantiasa mendapatkan ketabahan dan lindungan dari Allah swt. Amien.
[dari milis] Secuplik kenangan almarhum pak Sarwono, sosok yg tegas dan mencintai semua siwanya.
Thn 1982 (sy ’81-’84), ada undangan dari Panitia FE UNS dlm rangka dies Natalis, “Kebut Gunung Lawu”. Saat itu kami menyiapkan tim terdiri Gregorius Antariksa, Haris, Andri Novi dgn latihan fisik yg cukup intensive. Hanya sepengetahuan ketua Osis saat itu mas Totok Wijayanto, krn saat itu maksud kami ber-4 mewakili SMAN1 “Marga Giri”.
Singkatnya lomba berlangsung, dgn dukungan cukup banyak kawan2 yg mengantar sampai base camp di Cemoro Sewu hanya dgn motor, mobil. Hasil akhir tim Marga Giri secara resmi adalah juara III. Segera sy menyampaikan berita kepada Ketua Osis, utk menyerahkan trophy ke SMAN1 dlm upacara regular spt biasa saat itu ada ceremonial pengumuman prestasi.
Tapi, bukan suatu kebanggan atau sanjungan dari SMAN1, sebaliknya, SMAN1 tidak mengakui / menerima, justru sebaliknya selesai upacara sy sbg ketua Marga Giri saat itu dipanggil almarhum di kantornya. Note: Saat itu mungkin semua sudah tau, beliau adalah pribadi yang ramah, sekaligus “killer” di mata siswa. Saat itu juga beliau langsung ngendika “Atas ijin siapa menamakan SMAN1?” (Padahal undangan melalui Osis), percuma membuat argumen. Dgn soratan mata bijak tegas melanjutkan “arep kemaki, rumongso hebat?! Gawe aturan dhewe?! Sekolah ora bangga karo prestasimu! Bla…bla…” Hanya itu yg masih membekas.
Tapi setelah itu beliau menjelaskan intinya: “maksudnya bagus, njunjung dan bawa nama SMAN1, tapi sama sekali tidak bagus, karena tidak ada ijin dari Kepala Sekolah. Lomba itu beresiko, kalau sampai ada kecelakaan salah satu kami ber-4, siapa yang bertanggung jawab?! “Aku sing ketempuhan…” (FYI: pdhl belaiu tahu sy adalah penerus dr alm mas Isa, putra beliau yg juga sangat gemar mendaki gunung, tp hal itu sama sekali tidak menjadi pertimbangan). Saat itu ada rasa kekecewaan, tapi kami bangga, walau tidak diakui, ami adalah satu2nya dr SMA yg bisa menjadi salah satu juara kategori
umum, di mana peserta dari club pendaki gunung, mahasiswa pecinta alam se-Jawa.
Hanya ternyata kebanggaan bukan sesuatu yg baik. Dari kejadian itu sy stlh bekerja dan mempunyai karyawan bisa memetik hikmah sikap tegas almarhum pak Sarwono. “Protap adalah sesuatu yang baku, reasonable. Protocols adalah suatu keharusan yg harus dilaksanakan supaya semua berjalan dengan terkendali. Pucuk pimpinan harus bertanggung jawab kepada semua yg dikontrolnya dan konsisten” Itu yg sudah beliau laksanakan beberapa puluh tahun yg lalu.
“Terima kasih pak Sarwono, bapak secara tidak langsung sudah mengajarkan kepada sy pribadi suatu yg sangat berharga.” Tuhan, berikanlah almarhum tempat yg layak dgn damai sejahtera. Amen.
Selamat jalan pak Sarwono. Kepada keluarga maaf sy tidak bisa melawat krn jauh di Medan.
Bp. Drs. Sarwono yang tercinta,
kalau diingat-ingat, kenangan kami yang ter-rekam dengan jelas … waktu itu (sekitar th ’83-’84) waktu saya dan teman2 mulai pakai “jilbab”, beliau memanggil kami ke ruangan beliau … dgn sikap tegas tp juga ke-bapak-annya memberi kami solusi yang ‘TERBAIK’ waktu itu, … memang kondisinya belum memungkinkan kami untuk berjilbab didalam sekolah.
Selamat Jalan Bapak … terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam kami sampaikan atas bimbingan Bapak selama kami menuntut ilmu di sekolah. Semoga amal ibadah Bapak diterima Allah SWT dan mendapat tempat yang baik disisi-Nya.
Kepada keluarga yg ditinggalkan semoga diberi ketabahan dan mendapatkan kekuatan iman (lahir dan batin). Amin
Kami ikut berbela sungkawa atas meninggalnya Bapak Sarwono, semoga segala amal dan ibadahnya diterima oleh Allah swt, dimudahkan segala urusannya dan mendapatkan tempat yang layak disisiNya. Kepada keluarga yang ditinggalkan semoga senantiasa mendapatkan ketabahan dan lindungan dari Allah swt. Amien.
Yud,
sing dipasang iku foto tahun piro yo?…wis ono ‘teh botol’ lho…
@Mas Bantrang dan kel besar P Sarwono, saya nderek belosungkowo, semoga almarhum khusnul khotimah. amin
Rekan Bantrang A & segenap keluarga, saya pribadi & kel turut berduka cita atas wafatnya Ayahanda tercinta, juga Guru kami Bp. Sarwono. Semoga almarhum diterima di sisi Allah swt disertai dengan seluruh amal baiknya dan semoga diampuni segala dosa2nya. Amin ya Rabbal alamin. Mohon maaf saya tdk bisa ikut takziah ke Solo.
@ Banu, kuwi foto tahun 1981 tenan. Isih ana orek-orekanku neng foto. Jajal click to enlarge. Teh botol “S” wis sejak 1974, lho. Iki sejarahe.
Pak Sarwono itu Kepala Sekolahku. Karena Beliaulah aku bisa tetap sekolah, karena waktu itu Beliau KepSek. Aku dan mbokku gak punya uang cukup untuk bayar SPP di SMAN I yang saat itu Rp 900,-
Jadinya aku diijinkan bayar 1/2 dari siswa lain… itupun sering utang… akhir2 baru bayar pas menjelang ujian…. hikzzz… hikzz… hikzzzz… Untung pak Kepala Sekolah apikan jadi aku iso dadi apoteker saiki….
Selamat Jalan Pak Sarwono… semoga lapang dan lurus menuju ke haribaan Illahi… Saya berdoa smg Tuhan memberikan sgala kemudahan bagi keluarga yg ditinggalkan dan juga kekuatan serta penghiburan. Amin.
Pak Sarwomo itu orang tua dari Ibu Niken yang sekarang masih mengajar di SMA1 juga. Cucu dari pak Sarwono juga alumnus SMA 1 lulusan 2007 (Widya Puspita Sari) dan mas Iwan alumni 2000.
Pak sarwono adalah tetangga saya, dua tahun lalu saat saya masih di solo. Setiap pagi masih melihat beliau jalan2 pagi lewat depan rumah saya, dan masih kelihatan bugar. Baru2 ini saja saya mendapat kabar hari sabtu (5 des) kemarin bahwa beliau sakit.
Semoga Khusnulkhotimah.. amin
Walau sudah terlambat saya mengucapkan bela sungkawa dari hati yang paling dalam, karena beliau adalah guru dan kepala sekolahku yang aq hormati, dan beliau juga sohibnya bapaku (Bp.Amino guru Olah raga). selamat jalan guruku semoga arwahnya diterima di sisi Allah SWT…….. dan yang ditinggalkannya dapat lebih tabah dan tawakal amin. (Prasodjo – Haryuni, Colomadu)