Oleh: Priatmadjie “Didit” Majey
Adzan Fajar (Shubuh) yang dikumandangkan, pertanda siang hari dimulai. Saat itulah Nabi melakukan dua amal mulia untuk siang harinya. Bahkan matahari belum lagi menampakkan dirinya. Sinarnya belum lagi menyapa bumi dan penghuninya.
Nabi mengawali hablum minallah (hubungan dengan Allah), dengan melakukan shalat ringan dua rakaat (Qobliyyah Shubuh). Shalat sunnah yang satu ini sangat istimewa di bandingkan shalat-shalatrawatib (pengiring shalat wajib) lainnya. Sehingga ia merupakan shalat sunnah yang tidak ditinggalkan oleh Nabi saat semua shalat rawatib ditinggalkan ketika sedang safar (dalam perjalanan). Karena keutamaannya yang luar biasa,
عن عَائِشَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
Dari Aisyah, dari Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata,
“Dua rakaat (sebelum) Shubuh lebih baik dari dunia dan seisinya.” (HR. Muslim)
Semulia itulah shalat ringan yang mengawali hari-hari Nabi dan orang-orang beriman.
Dan untuk mengawali hablum minannas (hubungan dengan sesama manusia), beliau mendatangi orang terdekat dan terkasih dalam hidupnya. Yaitu istrinya. Beliau menyambut pagi dengan merekahkan senyum bagi istrinya. Kalimat lembut yang hadir dari hati menyapa penuh makna.
Bayangkan seorang istri yang membuka cahaya harinya dengan perbincangan penuh kasih sayang dari suaminya! (DR. Abdul Wahhab Ath Thurairy)
Pasti sangat indah dan merekah hari keluarga itu. Saat suami terkasih menebar bunga-bunga dari hati yang terpancar dari lisan.
Pasti hari yang penuh semangat. Saat sang pemimpin dan pendidik itu menyapa lembut untuk bekal sang istri melaksanakan tugas berat sepanjang siang ini.
Nabi menyejajarkan dua amal mulia itu. Shalat dua rakaat yang lebih mulia dari dunia dan seisinya. Dan seutama itulah setidaknya, amal yang beliau sejajarkan; berbincang ringan dengan istri di pagi hari.
Jadi inilah kebiasaan ringan dan mudah yang dicontohkan oleh Nabi untuk membuka dan mengawali hari-hari penuh keindahan dan semangat.
Para suami, mari kita sapa para istri sebelum mentari pagi datang menyapa.
Semoga hari-hari keluarga kita seberkah hari-hari keluarga Rasulullah.