Bangsa Indonesia adalah bangsa dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Sebagai bangsa yang mayoritas muslim seharusnya bangsa ini menjadi bangsa yang gemah ripah loh jinawi – bangsa yang makmur, aman sentosa. Tetapi kenyataannya bangsa ini seperti bangsa yang antah berantah, korupsi menjadi budaya, keadilan sulit didapat, kemaksiatan bukan menjadi barang yang memalukan. Kadang kita bertanya mengapa demikian?
Padahal secara kuantitas umat Islam unggul. Bukankah ibadah sholat itu seharusnya bisa mencegah perbuatan yang keji dan mungkar seperti apa yang tertulis dalam QS Al-Ankabut ayat 45?
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.Untuk menjawab ini selayaknya kita perlu perfikir secara proporsional antara kuantitas dan kualitas umat Islam di Indonesia ini. Secara kualitas kita bisa lihat setiap hari Jum’at, lebaran, puasa, masyarakat Islam beramai-ramai melaksanakan ibadah ini dengan semangat. Tetapi begitu selesai semuanya tinggal kenangan. Artinya ibadah yang mereka kerjakan tidak mampu diaplikasikan dalam tindak-tanduk perbuatan sehari-hari. Akhlaq tidak berbicara lagi, padahal agama itu akhlaqul karimah. Ini berarti secara kualitas umat Islam di Indonesia ini masih perlu ditingkatkan lagi derajat ketaqwaannya.
Tidak bisa dipungkiri memang derajat ketaqwaan manusia terbagi dalam beberapa tingkatan yaitu Muslim, Mukmin, Muhsin, Mukhlis dan Muttaqin. Tingkatan ini bukan berarti Islam mengkastakan umatnya secara parsial, tetapi membagi berdasarkan derajat ketaqwaannya kepada Allah. Dan derajat itu bisa dicapai oleh siapapun, bangsa apapun, golongan apapun tanpa emban cinde emban siladan – tanpa membeda-bedakan. Ada lima tingkatan dalam Islam.
- Pertama adalah orang Islam (Muslim), yaitu orang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat dan berjanji melaksanakan syariat Islam dengan baik, mendirikan sholat, melaksanakan ibadah puasa, membayar zakat dan melaksanakan ibadah haji bagi yangmampu.
- Kedua adalah orang beriman (Mukmin), yaitu orang yang betul-betul beriman kepada Allah dengan segala konsekwensinya.Sesuai dalam QS Al Anfal ayat 2-4 “Sesungguhnya orang Mukmin itu adalah apabila disebut nama Allah bergetar hatinya, apabila dibacakan ayat-ayat Allah bertambah keimanannya, dan mereka bertawakal kepada Allah. Dan mereka mendirikan sholat, serta menafkahkan sebagian rizqi yang Kami anugerahkan kepada mereka. Itulah orang yang sebenar-benarnya beriman, bagi mereka itu akan Kami angkat derajatnya, Kami ampuni dosa-dosanya, dan Kami berikan kepadanya rizqi yang mulia ” .
- Ketiga adalah orang yang selalu berbuat baik (Muhsin), yaitu orang yang dalam hidupnya selalu berbuat baik, tidak mau menyakiti hati orang lain, tutur katanya santun – bicaranya selalu dipikir dulu sebelum diucapkan, tidak pernah mau ingkar janji, selalu menebar kasih sesama mahluk Tuhan, dan sekali-kali jauh dari keburukan.
- Keempat adalah orang yang ikhlas dalam menjalankan agama (Mukhlis), yaitu orang yang mau merelakan jiwanya, hartanya, segala sesuatu yang mereka miliki semata-mata untuk berjuang untuk agama Allah dengan Ikhlas dan hatinya ridha terhadap ketentuan Allah. Untuk mencapai derajat ini tentu harus berusaha ibadah yang super keras.
- Yang kelima adalah orang yang bertaqwa (Muttaqin), inilah derajat paling tinggi disisi Allah dimana manusia telah menjadi insan kamil – orang yang disayang Allah baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Semoga senantiasa dengan bertambahnya umur ini kita senantiasa selalu bisa meningkatkan derajat ketaqwaan kita, bukan menjadi bangsa Muslim terbesar didunia, tetapi menjadi bangsa Muttaqin terakbar di dunia.
Wallahu alam bi ash shawab.
Aswb. Alhmdllah, tulisan ini sangat bermanfaat, smoga dbarokahi Allah..