Tulisan Ira P Djojokusumo
L …is for the way you look at me
O …is for the only one I see
V …is very very extra ordinary
E …is even more than anyone that you adore.. and
Love is all that I can give to you, love is more than just a game for two
Two in love can make it, take my hand and please don’t break it
Love was made for me and you
Lagu yang jadi pilihan Dien ini, bisa menggambarkan bagaimana rasa kangen dan sayang itu jadi motivasi yang kuat bagi sebagian keluarga Kasmaji 81 yang berkumpul di Omah Lawas Laweyan, 2 September 2011, untuk melepaskan rasa rindu setelah angka 30 tahun menghiasi kekerabatan kita bersama.
Suasana yang asri di lokasi pertemuan, benar-benar mampu membawa suasana hangat dan mesra di pertemuan itu. Salut buat teman-teman korwil Solo dan Yogya yang berhasil mengemas acara luarbiasa ini.
Hal lain yang tak kalah menariknya adalah hadirnya beberapa teman kita yang biasanya jarang bergabung di acara kangen-kangenan seperti ini, Atiek yang tidak banyak berubah dengan senyum manis chubby nya (jangan khawatir Tiek, tak susul urusan “chubbynya”), Arifah yang datang dengan putra putrinya, pak dr Zainuddin Fanani yang terbang dari Bontang, adalah contoh stock baru muka lama… he.. he.. he…. pissss friend.
Ide menghadirkan makanan jajanan khas Solo seperti ronde dan sate kere, sungguh ide yang cemerlang. Dengan suasana seperti itu semua anggota Kasmaji 81 bisa bebas menyesuaikan diri untuk memilih jenis makanan yang sesuai seleranya, dan kalau perlu bisa tanduk (nambah) segala. Sebagai kenang-kenangan 30th catatan perjalanan kita, panitia mengalungkan samir (sleyer selendang) kepada setiap anggota Kasmaji yang hadir.
Selain samir juga disediakan Kaos Kasmaji 81 dengan warna pilihan hitam dan putih yang bisa dibeli setiap anggota dengan harga Rp.50,000,-/kaos (asli harga modal saja, wong kualitas kaos dan print out nya “ciamik” banget, kata anakku).
Untuk menambah suasana ramai dan berkesan sebagian anggota Kasmaji 81 menyumbang “doorprize” yang kami coba gunakan sebagai hadiah dalam permainan yang bergulir di malam keakraban itu.
Salah satu permainan mengharuskan peserta menunjukkan “lipstick” bekalnya yang sudah ‘mentok’ terpakai. Makin gusis sisa lipstiknya kesempatan mendapatkan seperangkat kosmetik dari Revlon makin tinggi. Ternyata teman kita Syamsoe Harti mampu menunjukkan betapa dahsyatnya pemakaian lipstick sampai habis bis bis, untuk di tukar dg Kosmetik Revlon… hehehe… selamat Hart, Lipstik Revlonnya sekarang sudah habis belum?
Malam semakin larut, tapi keinginan untuk kangen-kangenan tampaknya makin menggebu, sebagian dari kami terpaksa harus pamit sebelum dinihari menjelang, karena keesokan harinya mau langsung pulang ke Jakarta pakai jalan darat, sementara sebagian lagi masih melanjutkan acara wedangan dan berbagi cerita, masa lalu, masa kini dan masa yang akan dating (bek’e ono sing wis nggagas besanan hehehe).
Semoga di lain kesempatan kita bisa mengemas acara kangen-kangenan ini lebih heboh dan berkesan. Dan semoga teman-teman yang menghadiri acara seperti ini juga semakin banyak, syukur-syukur bisa mengajak keluarganya, garwa pendamping dan putra putrinya.