Oleh Mustadihisyam (12 Juni 2016/17 Ramadhan 1438H)
Nuzulul Quran yang ditandai dengan turunnya wahyu pertama tersebut benar-benar menjadi peristiwa besar dalam sejarah umat muslim. Titah untuk menyebarkan ajaran Ilahi telah resmi dimulai. Tanda-tanda mengenai kebesaran peristiwa ini juga sudah diketahui oleh salah satu pendeta Yahudi ahlul kitab yang bernama Waraqoh bin Naufal, yang setelah mengatahui tentang peristiwa Muhammad di gua Hira’, dia berkata bahwa Muhammad akan menjadi Nabi akhirul zaman.
Setidaknya ada ibrah yang bisa kita ambil dari adanya peristiwa nuzulul Quran ini. Banyak hal yang dapat kita jadikan pelajaran. Mulai dari awal bagaimana peristiwa nuzulul Quran terjadi secara kronologis, bagaimana para keluarga dan orang terdekat menyikapi terjadinya peristiwa, sampai pada apa yang semestinya bisa kita ambil dari adanya peristiwa ini. Yang jelas, nuzulul Quran menjadi momentum bagi umat muslim untuk mengenang kembali proses turunnya kitab suci Alquran untuk pertama kalinya. Kemudian, juga sebagai refleksi kita agar kembali mengkaji lebih dalam Alquran. Kita jadikan sebagai kesempatan untuk menggali nilai-nilai luhur dan jutaan hikmah yang terkandung di dalamnya.
Perintah membaca yang pertama kali diucapkan oleh malaikat Jibril pada Rasulullah juga mengandung pelajaran yang begitu mendalam. Secara filosofis, perintah tersebut mensiratkan bahwa dalam belajar apapun, hendak selalu didahului dengan membaca. Membaca tidak bisa lepas dari kegiatan belajar mengajar. Inilah yang kemudian menjadi percontohan bagi umat manusia, bahwa ilmu itu selalu diawali dengan mengenalinya terlebih dahulu. Membaca adalah proses langkah awal dalam mempelajari dan mengenali sesuatu.
Makna membaca hendaknya dimaknahi secara luas, tidak hanya sebatas membaca buku atau tulisan saja. Kita mengenali lingkungan dan mengenali alam juga merupakan membaca yang dalam artian luas. Mengenali mahkluk-makhluk dan juga Alam ciptaan Allah SWT. Demikian ibrah yang bisa kita ambil dari adanya nuzulul Quran.
Semoga peristiwa nuzulul Quran tersebut dapat merefleksikan kepada kita mengenai hikmah yang bisa kita ambil, yang kemudian dapat mempertebal keimanan dan ketaqwaan dalam pribadi kita.
Semoga kita tidak hanya pandai membaca Alquran, tetapi lebih dari itu yaitu mampu merefleksikan dalam kehidupan sehari-hari.
Wallahu A’lam Bishawab.
Salam, mustadihisyam