Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Orang itu merasa enak tidak enak ada di hati. Orang panas yang tidak enak juga hati. Orang kedinginan yang tidak enak juga hati. Dan yang menentukan enak atau tidak enak hati itu kehidupan. Maksudnya, kehidupan kita ini besar sekali ditentukan oleh hati kita. Kehidupan di komunitas apa saja. Kalau hati tidak enak, ya tidak enak. Makan enak lauk enak sampai ke mulut, sampai ke perut tetap yang menentukan hati.
Kita yang menata hati dalam kehidupan. Mengapa? Itu karena, enaknya hati tidak mudah diatur dengan lahiriyah. Enaknya hati diatur oleh yang mempunyai hati. Harta, tahta, wanita termasuk berita. Orang melihat dan membaca berita, enak atau tidak enak, adalah orang yang menata hati. Artinya, orang mau diumpat atau dipuji kalau hatinya tertata tidak akan terpengaruh. Tapi, kalau orang hatinya kotor, dipuji bangga, diumpat juga kesal. Sama saja kalian yang membuat berita mengumpat-umpat orang puas, tapi ternyata yang kalian umpat kebal. Pasti (akan) tambah kesal lagi.
Kita memuji orang, tapi orang yang kita puji cuek, kita kecewa. Itu karena maunya orang yang kita puji suka. Kedua-keduanya yang mengatur adalah kita yang membuat berita. Jadi, hidup di mana saja hati perlu ditata. Jangan minta ditata orang lain. Contohnya, ingin rumah yang enak, biar hatinya enak. Ingin kendaraannya enak biar hatinya enak. Artinya, pihak lain yang mengatur. Situasi yang enak biar dikira enak, seakan-akan situasi itu sudah enak, kita menjadi enak. Padahal belum tentu.
Mengharapkan sesuatu, ternyata setelah didapatkan biasa saja. Karena yang bermain hati. Jadi, maka kehidupanmu di mana saja, manajemen organisasi yang ada di dalam menunjukan organisasi yang di dalam itu. Hati yang tertata akan membuat dan akan menentukan enak atau tidak enak dan tidak mudah terpengaruh oleh pihak mana saja.
alladziina aamanuu watathma-innu quluubuhum bidzikri allaahi alaa bidzikri allaahi tathma-innu alquluubu
[13:28] (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Wallahu a’lam.
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh