Ngariung di Saung Angklung

Rangkaian artikel Kopdar Bandung 19-20 November 2016

Selepas sarapan di Resor Dago Pakar (RDP), konvoi berangkat menuju kawasan Padasuka, lokasi Saung Mang Udjo. Rombongan dari Jakarta yang belum sempat sarapan bareng di RDP langsung bergabung di Saung. Beberapa menit sebelum saat pertunjukan sebagian teman melihat-lihat dan berbelanja di kedai souvenir, saya sendiri jalan keliling melihat bengkel pembuatan angklung, venue untuk penampilan (performance dan event), juga sempat “mewawancara” MC yang cantik –tentang para penampil yang kebanyakan masih anak dan remaja– sebelum acara dimulai.

Ada yang penasaran dengan MC cantik rupanya? Namanya Dewi Komalasari Atmadja. Mojang geulis Priangan yang juga MC profesional di Bandung ini membawakan acara dengan bagus, apalagi saat penonton diajak bermain angklung dan dalam waktu singkat bisa memainkan beberapa lagu, sehingga banyak yang terkesan (ibu-ibu juga, lho) 😀

[wpspoiler name=”Sekilas tentang Saung Angklung Mang Udjo” ]Saung Angklung Udjo, 16 November 2016 merayakan ulangtahunnya yang ke-50. Dibangun pada tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena atau juga dikenal sebagai Mang Udjo bersama dengan istrinya, Uum Sumiati, dengan tujuan melestarikan seni dan budaya tradisional Sunda.

Udjo Ngalagena adalah seorang seniman angklung yang berasa dari Jawa Barat. Lahir pada tanggal 5 Maret 1929, Udjo Ngalagena adalah anak keenam dari pasangan Wiranta dan Imi. Udjo Ngalagena sudah mengenal kesenian angklung dengan akrab sejak berumur 4 tahun sehingga tidak heran bila Udjo Ngalagena sangat mencintai kesenian ini sampai akhirnya mendirikan Saung Angklung Udjo.

Selain angklung, Udjo Ngalagena juga mendalami seni bela diri tradisional yaitu pencak silat, gamelan, kecapi, dan juga lagu-lagu daerah berbahasa Indonesia dan Belanda. Karena itu Saung Angklung Udjo tidak hanya menyajikan pertunjukan angklung, namun juga berbagai macam kesenian khas Jawa Barat.

Sepeninggal Udjo Ngalagena pada tanggal 03 Mei 2001, Saung Angklung Udjo tetap diteruskan oleh para putra – putri Udjo Ngalagena sehingga Saung Angklung Udjo tetap ramai dengan pengunjung yang ingin menyaksikan keindahan kesenian tradisional daerah.

Selengkapnya di sini> [/wpspoiler]

 

Rekaman video dan foto sudah diunggah ke youtube, dan saya sisipkan pula di sini.

5 Replies to “Ngariung di Saung Angklung”

  1. Pariwisata dengan model sanggar seperti saung angklung mang udjo dan sanggar-2 lain di Bali sebenarnya bisa menjadi agenda bisnis yang aman setelah pensiun. Bagaimana dengan Sala ? kita bangga mengakui sebagai kota budaya….benarkah ?…
    Bisnis kuliner angkringan sudah dimulai dengan OMAH LODJIE merupakan konsorsium kakak-2 kita Kasmaji 76, Mbak Sestri, Mbak Ari (kakaknya Hendi Satiarto) dkk
    Bagaimana Kasmaji 81 ? , jelang pensiun adakah yg berani membuat konsorsium membuat sanggar, seperti Mang Udjo dan bekerjasama dengan travel biro untuk memastikan kehadiran wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Leave a Reply to Boedi M Teyok Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp chat