Oleh: Mustadihisyam
………………………………………………………………………………………
Bila waktu itu telah tiba, dan pasti, kita akan meninggalkan dunia ini. Ketika kita meninggalkan dunia ini menuju ke dunia yang lain, ibarat sebuah perjalanan menuju ke suatu negeri, dimana keterangan tentang negeri tersebut tidak akan ditemukan dalam brosur yang dikeluarkan oleh biro perjalanan, tetapi dijelaskan di dalam Al-Quran dan Hadist.
Pesawat yang akan ditumpangi dan yang akan menghantarkan kita bukanlah pesawat Garuda Indonesia atau Saudi Airlines, tetapi Keranda Jenazah. Barang bawaan kita tidak dibatasi hanya 23 kg. tapi untuk perjalanan ini berapapun berat dan banyaknya amal perbuatan, kita tidak akan ditagih atas kelebihan barang bawaan. Semuanya gratis berkat kemurahan Sang Pencipta. Pakaian yang dikenakan bukanlah stelan jas yang mahal buatan Piere Cardin atau sejenisnya, tetapi kain kafan putih tanpa jahitan. Parfum yang dipakai bukanlah buatan Channel atau Shalimar, tetapi kampar dan air mawar.
Passport kita bukan passpor dinas, diplomatik atau paspor haji, tetapi Al-Islam. Pramugari yang melayani bukanlah gadis cantik dengan senyuman menawan, tetapi malaikat Izrail. Pelayanan selama penerbangan bukanlah di kelas business atau ekonomi tetapi ambulan limosin atau truk sampah, tergantung bagaimana prilaku kita semasa hidup. Tujuan kita bukanlah Jeddah International Terminal tetapi TPU.
Bandara yang menjadi tempat transit kita adalah Alam Barzakh. Ruang tunggu bukanlah ruangan berhamparkan karpet yang ber AC, tetapi ruang gelap dengan luas 1.5 x 2 m yang bernama Kuburan. Petugas Imigrasi yang memeriksa bukanlah petugas imigrasi dari Kerajaan Saudi tetapi malaikat Munkar dan Nakir. Dan tidak diperlukan pengeledahan barang bawaan oleh Petugas Bea dan Cukai atau detector.
Tujuan akhir kita apakah Surga dimana di bawahnya sungai mengalir, atau sebaliknya, tergantung amal yang kita bawa. Kita tidak perlu membayar untuk perjalanan tersebut, karena gratis. Jadi kartu ATM, credit card dan tabungan anda tidak diperlukan lagi. Jangan khawatir pesawatnya akan dibajak karena teroris tidak ada disana.
Makanan tidak dihidangkan dalam penerbangan ini, karena itu tidak perlu risau memikirkan makanan halal atau haram. Tidak perlu pusing memikirkan tempat untuk bersandar, karena tubuh kita telah terbujur kaku. Jangan khawatir penerbangan akan ditunda, karena jadwal penerbangan selalu tepat waktu, baik berangkat maupun tibanya. Jangan pikirkan tentang hiburan selama penerbangan karena kita sudah tidak memiliki cita rasa lagi.
Tak perlu dirisaukan mengenai booking untuk perjalanan ini, karena sudah dibookingkan sejak kita dalam masih kandungan ibu kita. Tak perlu dipikirkan siapa yang akan duduk di sebelah kita. Karena kita satu-satunya penumpang disana. Nikmati perjalanan tsb, sekiranya jika bisa menikmatinya. Satu hal yang perlu diingat, bahwa jadwal perjalanan ini tidak akan diberitahukan sebelumnya.
Persoalannya, apakah kita sudah siap untuk itu? Masing-masing kita pasti akan menempuh perjalanan tersebut, dan setiap orang akan diberikan tiket gratis untuk satu kali perjalanan (oneway ticket), yakni perjalanan yang tidak akan pernah kembali lagi.
Nek PP (two ways)…mengko tonggo2ne podho mlayu 🙂 . Mari kita hadapi KEMATIAN DENGAN TERSENYUM..
Ass wr wb,
Leres Gus Mus, pancen sabarakane dewe wis kudu akeh eling bab ngene iki.
Wass wr wb,
-boedi m/b5-