Tanggal 20 Maret 2012, teman kita Ediy Meiyanto (eks 3 IPA 2) dikukuhkan sebagai Guru Besar Farmasi di Universitas Gadjah Mada. Pidato pengukuhannya berjudul “Ko-Kemoterapi Tingkatkan Kemanjuran Pada Kemoterapi Kanker” yang ringkasannya dikutip di bawah ini.
Penyakit kanker dipandang sebagai penyakit yang paling kompleks dan paling sulit diobati sehingga memerlukan perhatian yang cermat dari berbagai sudut ilmu. Penyakit kanker terkait erat dengan sebagian besar proses kehidupan biologi dan biokimiawi manusia, sehingga pendekatannya memerlukan pemahaman yang komprehensif mengenai mekanisme biomolekuler pada sistim biologi.
Menurut Prof. Dr. Edy Meiyanto, M.Si., Apt adanya gangguan sistim kontrol pada proses-proses biologi dapat menyebabkan terjadinya perubahan fisiologi dan menyebabkan sakit. Oleh karena itu sudah menjadi hal yang semestinya bahwa untuk memahami sakit diperlukan pemahaman perubahan molekuler yang menyertainya guna mendapatkan proses terapi yang tepat. “Kanker adalah salah satu kondisi patologis seluler dengan karakteristik adanya pembelahan sel yang tidak terkontrol,” katanya, di Balai Senat UGM, Selasa (20/3).
Mengungkap hal itu saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Farmasi UGM, Edy Meiyanto menjelaskan kanker adalah penyakit yang memiliki masa laten relatif panjang. Karsiogenesis diawali dengan proses inisiasi pada sel oleh agen karsiogenik yang menyebabkan mutasi genetik pada gen berperan pada proses pertumbuhan sel. Dengan adanya agen pemacu pertumbuhan (promoter), baik intra maupun ekstra seluler, sel akan berkembang dan membentuk massa tumor. “Fase inilah yang disebut fase promosi yang dapat berjalan selama puluhan tahun. Pada akhir fase promosi maka dapat terjadi perubahan genetik yang semakin banyak pada beberapa sel, yang mendorong sel untuk berkembang semakin tidak terkontrol,” jelas dosen Fakultas Farmasi UGM.
Untuk itu perubahan-perubahan genetik dan ekspresi protein yang semakin banyak pada proses karsiogenesis menjadi dasar penting untuk pengembangan agen kemoprevensi kanker. Agen ini diharapkan dapat menghambat karsiogenesis dan dapat memacu kematian sel kanker. “Karenanya pengertian umum kemoprevensi menunjuk pada upaya penggunaan agen sintetik atau bahan alam, baik tunggal maupun campuran untuk mencegah, menghambat, dan mengembalikan fungsi normal dari proses perkembangan penyakit,” imbuh suami Niken Iriani, ayah tiga putra ini.
Menyampaikan pidato “Harapan Dan Tantangan Pengembangan Agen Kemoprevensi Kanker Tepat Sasaran”, Edy Meiyanto menerangkan agen kemoprevensi awalnya ditujukan untuk perkembangan tumor diawal karsiogenesis sebelum terjadi invasi dan metafisis. Penggunaan agen ini didasarkan pada sasaran bidik molekul (protein) yang menjadi penanda penting proses karsiogenesis. “Namun dalam perkembangan, agen kemoprevensi dapat digunakan sebagai agen komplementer untuk meningkatkan efikasi agen kemoterapi,” tambah Edy, pria kelahiran Surakarta 2 Mei 1962.
Sebagai contoh penggunaan agen kemoprevensi untuk meningkatkan efektivitas doxurubicin. Penggunaan doxurubicin, agen kemoterapi yang umum digunakan dalam pengobatan kanker payudara menunjukkan efektivitas yang rendah, serta menimbulkan toksisitas pada jaringan normal. Untuk mengatasi masalah ini maka digunakan suatu agen kemopreventif dalam kombinasi dengan agen kemoterapi agar menghasilkan efek yang lebih baik dibandingkan dengan agen kemoterapi saja. “Pendekatan ini disebut ko-kemoterapi. Ko-kemoterapi ini dapat meningkatkan kemanjuran obat kemoterapi, serta memungkinkan penggunaan dosis yang lebih rendah dari agen kemoterapi sehingga akan menurunkan toksisitas pada jaringan normal,” tutur Pembina Penalaran Mahasiswa UGM ini.
Sumber : Portal UGM
Sekilas tentang Edy Meiyanto, selepas menamatkan SMA Negeri 1 Solo
- S1: Imu Farmasi Fakultas Farmasi UGM
- Profesi: Fakultas Farmasi UGM
- S2: Fakultas Farmasi UGM
- S3: Molecular oncology NAIST Japan (judul disertasi : Development of labeling method for macro/microarrays and its application for gene expression profiling in osteoclastogenesis)
Bersama rekan peneliti, Edy juga memegang hak paten :
- Patent: MEIYANTO EDY, ISHIDA NORIHIRO, TAKEYA TATSUO, MINENO JUNICHI, ASADA KIYOZOU, and KATO IKONOSHIN, 2004, JP Patent 2004147501: METHOD FOR DETECTING DNA WITH HIGH SENSITIVITY, published in: 2004-05-27