Waktu itu, SMA kita belum punya masjid tapi mushollla sudah tersedia. Repotnya kalau mau sholat Jumat, karena masjid terdekat ada di seputaran Banjarsari. Tapi seingat saya, sejak kelas 1 pun kalau sholat Jumat sudah disediakan tempat di aula.
Waktu kelas 2, saat saya menjadi seksi kerohanian islam (karena rajin bantu lipat tikar), mulai ikut menyusun jadwal khotib, muazin, juga giliran kelas berapa yang dijadwalkan sholat di aula (kayak tugasnya ta’mir mesjid, lah). Khotib biasanya adalah guru agama, tapi salah satu (atau satu-satunya, ya?) murid yang menjadi khotib adalah teman kita Muh. Waladi yang saat ini (1429H) sedang menunaikan ibadah haji.