Cara bersyukur atas nikmat sehat

Oleh Mustadihisyam

Assalamu’alaikum wwb

Hampir setiap saat kita selalu mendengar kata ”Syukur” yang diucapkan baik oleh kita sendiri maupun orang lain. Tetapi tidak banyak orang yang memahami makna syukur dalam kenyataan sehari-harinya. Makna syukur menurut hemat saya tidak hanya sekedar dengan ucapan ”Alhamdulillah, segala Puji bagi Allah”, setelah itu selesai sudah. Harus ada follow up actionnya yang dilakukan oleh orang yang bersyukur.

Makna syukur yang sebenarnya adalah, hatinya mengakui yang pantas dipuji itu hanyalah Allah, lisannya mengucapkan Alhamdulillah – segala Puji bagi Allah, dan diikuti tindakan mewujudkan rasa syukur itu.

Dalam kehidupan sehari-hari orang yang bersyukur itu adalah orang yang ketika diberi sesuatu oleh Tuhan, maka dia akan merawat, menggunakannya sesuai dengan fungsinya, dan semata-mata mengharapkan ridha Allah.

Sebagai contoh ketika Anda diberikan sebuah meja tulis, sebagai rasa syukur tentu Anda akan merawatnya dengan cara dibersihkan, digosok supaya mengkilap. Setelah itu meja Anda gunakan sesuai fungsinya untuk menulis belajar. Yang terpenting semuanya itu Anda lakukan hanya semata-mata untuk mendapatkan ridha Allah. Tetapi kalau meja itu Anda gunakan untuk main judi gaple, itu bukan untuk mendapatkan ridha Allah namanya, bisa jadi Anda melakukan kufur nikmat, bukan syukur nikmat.

Sering kali kita mengatakan kalau umur kita tak terasa sudah setengah abad, mata telah mulai kabur, otot mulai kendur, uban mulai bertabur, gigi mulai gugur dan lama-lama makanpun bubur.

Pernahkah kita introspeksi diri, apakah di umur yang setengan abad ini kita sudah bersyukur atas nikmat ”SEHAT” yang dikaruniakan oleh Allah kepada kita? Kalau belum, apa yang seharusnya kita lakukan wujud dari syukur itu? Cara bersyukur adalah dengan merawat kesehatan yang dikaruniakan Allah. Salah satunya Anda harus merawat fungsi jantung yang sudah bekerja non stop selama 50 tahun.

Saya teringat dulu saat berlatih Yoga bersama Didik R, di rumah koh Mbing, pemilik perusahaan lemon Dhope. Beliau (koh Mbing), selalu menasihati bahwa makanan otak itu oksigen, oksigen bisa sampai ke otak melalui darah yang dipompa oleh jantung. Saat kita masih muda, otot jantung masih relatif kuat sehingga pompaan darah dari jantung ke otak maksimal. Artinya aliran darah yang dipompa dari jantung ke otak mampu mengalahkan gaya grafitasi bumi, sehingga pasokan oksigen ke otak terpenuhi.

Masih ingatkah ketika habis olah raga badan terasa letih, kita disuruh tidur terlentang dengan kaki digantung ke atas? Ini dilakukan karena saat badan letih pompaan jantung yang membawa oksigen ke otak tidak maksimum, kalah dengan grafitasi bumi. Maka dengan tidur terlentang dengan kaki digantung ke atas aliran darah dari jantung ke otak searah dengan grafitasi bumi, sehingga oksigen segera sampai ke otak secara maksimal dan letih pun hilang.

Dengan semakin bertambahnya usia kita -lima puluh tahun- secara sunatullah kemampuan otot jantung melawan gaya grafitasi bumi akan jauh berkurang, sehingga kemampuan untuk membawa oksigen dari jantung keotakpun akan berkurang. Akhirnya kondisi badan cepat lelah, masuk angin, bahkan banyak yang terkena stroke. Oleh karena itu kita punya kewajiban merawat otot jantung kita agar karunia dari Tuhan itu selalu terawat dengan baik, dan bagaimana cara merawatnya?

Pertama : Hindari merokok, jelas sekali bahwa rokok ditinjau dari dunia kedokteran sangat tidak baik untuk kesehatan jantung dan paru-paru. Dengan Anda mengurangi atau meninggalkan rokok artinya Anda telah berbuat syukur kepada Allah, mau merawat jantung sebagai pemberian Allah yang tak ternilai harganya.

Pernahkah Anda tidak disukai oleh pimpinan atau tetangga? Bagaimana rasanya tidak disukai orang lain? Tentu sangat sangat tidak nikmat hidup ini!

Dalam agama Islam merokok itu hukumnya makruh, artinya dalam bahasa kampung makruh adalah sesuatu perbuatan yang tidak disukai Allah. Kita bisa membayangkan, tidak disukai pimpinan atau tetangga saja sangat tidak nyaman hidup ini, apalagi tidak disukai Allah ! Mau kemana hidup ini kalau sampai Allah tidak menyukai perbuatan kita ini.

Kedua : Melakukan olah raga secara teratur akan melatih otot jantung,  pernafasan menjadi kuat, pompaan darah dari jantung ke otak mampu mengalahkan grafitasi bumi, sehingga stamina akan semakin mantap.

Sering kali kita mengatakan : “Olah raga atau tidak, merokok atau tidak, podho wae mengko yo mati !”. Mungkin kita kurang memahami penegasan Allah berikut ini :  “Jika ajal telah datang maka usia tidak dapat ditunda dan tidak pula ia dapat dipercepat”(QS Al A’raaf; 34).  Karena ketidakfahaman memaknai ayat ini sehingga mengantarkan kita menolak usaha ”usaha memperpanjang usia”.

Memang kita harus yakin bahwa umur manusia di tangan Tuhan, tapi itu bukan berarti usaha untuk”memperpanjang”umur tidak akan berhasil lho. Usaha untuk memperpanjang umur (tidak merokok, mau berolah raga, makan secukupnya) akan berhasil kalau direstui Allah, dalam arti usaha itu sesuai dengan Sunatullah. Apapun usaha manusia yang sesuai dengan Sunatullah pasti akan berbuah hasil, termasuk usaha memperpanjang umur.

Sangat menarik ketika kita mengamati bahwa dalam Al-Quran tidak dijumpai satu kalimat pun yang diterjemahkan dengan ”Saya (Tuhan) memanjangkan umur”. Redaksi yang digunakan Al-Quran adalah : “Kami memanjangkan umurnya” (QS Yaasiin; 68).  Redaksi ini memberi kesan bahwa manusia punya keterlibatan usaha demi memperpanjang/ memperpendek usia.

Rupanya kita tidak boleh membiarkan raga kita tidak terpelihara hanya karena nafsu ingin merokok, males olah raga, mengumbar makanan, dan bila jatuh sakit lalu kita mengatakan ”Ini sudah suratan takdir Tuhan”. Lho, kok enak temen Tuhan disalahke, dijadikan alasan, padahal kita  yang tidak tahu diri, kita tidak mau berusaha sehingga tidak membiarkan Tuhan bekerja sendiri.

“Ikatlah terlebih dahulu ontamu, kemudian serahkan (sisa usaha menjaganya) kepada Allah”, demikian kata Rasulullah saw.

Mudah-mudahan kata yang sering kita ucapkan ”ora kroso umure awake dhewe wis setengah abad yo!” bukan cuma manis di bibir saja, tetapi menyadarkan kita akan pentingnya merawat nikmat sehat dengan olahraga yang teratur, menghindari merokok, tidak ngumbar makan, dan manah kudu sumeleh. Itulah sejatinya syukur, mudah-mudahan kita yang sudah mulai sepuh ini termasuk orang yang mau bersyukur dan mensyukuri nikmat sehat sebagai karunia Tuhan yang luar biasa tak ternilai harganya.

Nyuwun ngapunten yen ono ukoro sing ora kepenak. Matur nuwun, wassalamu’alaikum wwb

4 Replies to “Cara bersyukur atas nikmat sehat”

  1. وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ
    Makasih Mus, jazakumullahi khoiron katsiron Barokallohu fiik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp chat