Yan Kolibau di “K!ck Andy” Talkshow

Acara talkshow Kick Andy di MetroTV semalam (11/06) mengangkat bahasan mengenai film “Tanah Air Beta” yang diproduseri dan disutradarai Ari Sihasale, dibintangi antara lain Alexandra Gottardo dan Lukman Sardi.

Sekilas mengenai alur cerita film TAB tersebut:

When Timor-Timur split from Indonesia, there was a separation of two brothers who love each other, they are forced to live in different conditions and locations. Until makes Merry (10 years) had to stay alone with her mother “Tatiana” (29 th) in a refugee camp in Kupang, NTT. While her older brother Mauro (12 years) living with an uncle in Timor Leste!

Tatiana and her daughter Merry, lived in a refugee camp with hundreds of thousands of other refugees. Life was very hard in a refugee camp and in the midst of uncertainty about the existence of her son, did not make the mother “Tatiana” becomes weak.

Longing for her brother and mother’s suffering, has made Merry grown into an intelligent girl and pleaded. One day, a volunteer officer said to tatiana “there is the possibility to meet with her son

Seperti biasanya, Andy mengangkat suatu thema dari berbagai sudut pandang., mulai dari pemilihan lokasi, para narasumber, sampai behind the scene. Dalam talkshow, dihadirkan produser/sutradara, diundang pula para pemain utama dan pemain pendukung (yang kebanyakan juga para pengungsi).  Diundangnya juga tokoh masyarakat dan sosiolog Universitas Nusa Cendana di Kupang yang menjadi salah satu saksi saat kejadian paska referendum Timor Leste. Dialah, Yanuarius Kolibau, Kasmaji81 eks 3B1.

Saya terlambat mengikuti acaranya, tapi sempat mengcapture beberapa gambar saat Yan diwawancara Andy F. Noya. Lumayanlah, capture dari internet (live streaming) cukup jelas kalau untuk tayangan web/blog saja.

Meskipun bukan sesuatu yang mengejutkan, tapi pemaparan fakta bahwa saat ini di Timor masih ada ratusan ribu pengungsi di Timor Barat adalah suatu hal yang memprihatinkan. Referendum itu sudah terjadi 11 tahun yang lalu (30 Agustus 1999), tapi sampai saat ini pun masalah pengungsi masih belum tuntas. Tidak heran, Yan menekankan bantuan yang utama bagi mereka adalah hunian yang layak, jaminan pangan dan sandang, serta sarpras kesehatan.

Seperti biasa, di akhir acara Andi membagikan souvenir kepada penonton yang hadir di studio MetroTV. Kali ini souvenirnya 2 buku yang menjadi inspirasi film TBA …dan kejutan ticket nonton TBA bagi semua yang hadir. Yang lewat website www.kickandy.com kesempatannya kecil… jadi, kalau pengin nonton beli tiket sendiri ajalah. Tapi kalau pengin “nonton” Yan Koli Bau, undang dia ke Reuni 2010. Benar begitu, Yan?

9 Replies to “Yan Kolibau di “K!ck Andy” Talkshow”

  1. Yan,

    Saya nonton acara Kick Andy itu dan lihat Yan dengan suara yang hampir ilang… Pada saat nonton itu saya ditelpon Iwan, adik saya, yang nonton juga di Cirebon. Dia ingat Yan. Adik saya yang di Solo juga ngasih tau Bapak/Ibu, mereka masih ingat semua sama Yan.

    Masih inget saat2 Yan “kost” di rumah jalan Veteran dulu, jegegesan bareng sama temen2 lainnya.

    Salam dari kami sekeluarga buat Yan dan keluarga. Belum jadi aja ya kita ketemuan. Kemarin waktu di Jakarta ga sekalian mampir Bandung sih.

    Salam,
    DR

  2. Makasih untuk semua teman di sini, maaf selaput suara saya bermasalah. Kalau rekan-rekan mau mengetahui lebih jauh dapat membaca buku JEMBATAN AIR MATA yang diedit oleh Sindhunata, saya sendiri sedang mencoba

  3. Apa kabar rekan Yan, jadi kangen kapan2 pengin ketemu. sayang saya tdk sempat lihat di TV. Acara Kick Andy memang selalu ada sisi “humaniora”… Salah satu tayangan TV yang sangat bagus diantara tayangan2 TV lainnya yg kebanyakan sangat buruk.
    buku Jembatan Air Mata apa sdh terbit?
    Kapan ke Jakarta lagi? nanti kumpul2 dgn teman2 di Jabodetabek..
    Salam.

  4. Salam untuk semua. tolong simak berita tentang WNI eks pengungsi Tim Tim di TV One Kamis tgl 15 Juli 2010 pkl. 20.30 WIB dalam acara “Titik Rawan”. Salam

  5. Trims infonya mas Yan Kolibau. Saya usahakan nonton nanti. Kebetulan dg kel tempo hari lihat filem “indonesia tanah air beta” ari sihasale, cerita tentang kel yg tercerai berai pasca perang Timor Timur. Mengharukan ya, perlu perhatian semua krn masih banyak yg miskin di sana. Indonesia barat dan timur jauh beda pembangunannya. Sampai kapan ya? Mirip Jerman barat dan timur dulu?

    Salam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp chat